Sunday 26 February 2012

Ini adalah Duniaku (kenapa aku menulis)

oleh Najma Ahdy

Arsitektur berkaitan dengan manusia dan mensyaratkan keindahan sebagai salah satu criteria produknya. Harmoni warna, keindahan bentuk, proporsi, dan keragaman tekstur memanjakan manusia di dalam naungan dunia arsitektur.

Seorang Arsitek melalui tulisannya, memiliki kesempatan untuk menghadirkan tekstur yang tak tersentuh oleh kulit dalam rangkaian kata-katanya. Membawa setiap mata memahami arti proporsi, dan menyampaikan cerita dibalik setiap bentuk. Seorang penulis memberi kesempatan setiap mata bahkan yang terpejam sekalipun dapat melihat melalui kata-katanya. Saat sisi gemerlap dunia arsitektur tidak dapat dicicipi semua kalangan, seorang penulis hadir di sana. Membawakan cerita pada rakyat jelata, tentang sebuah dunia gemerlap layaknya dongeng sebagai pengantar tidur seorang ibu pada anak-anaknya. Dongeng yang akan menjadi mimpi saat mereka tertidur dan menjadi khayalan saat mereka terbangun di keesokan harinya.

Dunia arsitektur sempat membawaku pada pengalaman yang buruk, gemerlap dunianya membawaku jauh, jauh dan jauh dari kemanusiaan. Pertentangan demi pertentangan berkecamuk di hatiku, mempertahankan “penghasilanku” atau hati nuraniku sebagai manusia. Kejam, image itu yang ada dalam pikiranku mengenai dunia konstruksi. Namun seiring perjalanan waktu, aku kembali menemukan dunia sebuah profesi yang pernah membuatku menangis terharu.

Dalam pencarian aku menemukan beberapa Arsitek yang memegang teguh prinsip-prinsip yang baik dalam menjalankan prakteknya. Dan yang terpenting tidak hanya berpihak pada sisi yang gemerlapnya saja. Karena sudah menjadi sifat dasar manusia untuk mencintai keindahan tidak peduli dia kaya atau miskin.

Aku berkesempatan mengagumi seorang Arsitek yang mendedikasikan ilmunya, pikirannya, dan waktunya yang berharga untuk memecahkan persoalan desain rumah murah. Mengagumkan!!! Desainnya, ide-idenya, semuanya mengagumkan. Meski berjudul rumah murah, desainnya tetap “mahal”. Dan beruntungnya Beliau berkenan membagi ilmunya melalui buku.

Inilah yang kembali menyemangatiku untuk terus menulis dan menulis. Melihat setiap permasalahan dengan lebih dalam dan mengemukakan pikiranku pada sebuah tulisan. Buatku, dengan menulis kegiatan ber-arsitektur akan jauh lebih bermakna karena dapat dinikmati lebih banyak orang dari berbagai kalangan.